Senin, 06 Februari 2012

Di bawah Cahaya Bulan Separuh

Malam sepi...
Langit penuh bintang...
Ibu dan putrinya bergandengan tangan di kegelapan malam...
Hanya berbekal lampu senter dan cahaya bulan separuh, menyusuri halaman berupa petak-petak tanah tempat menjemur biji kopi...
Suara burung hantu di kejauhan menambah suramnya malam..
Si putri kecil merapatkan tubuhnya ke pinggang ibunya, takut..
Si ibu tersenyum, dalam diam sembari berkata," Tak apa Nak! Ibu di sini.. Jangan takut.."

Walau malam pekat, tapi si putri kecil bisa melihat awan yang berarak di atas sana yang terkadang menutupi bulan dan bintang...

Putri kecil terdiam mendongakkan kepalanya,memandang langi lekat-lekat.. Ehmm..bintang yang terang, desa kecil di tengah hutan ini memberi panorama berbeda...Lautan bintang di langit, memanjakan mata si putri kecil.. Putri kecil ini baru dua malam tiba di desa bernama Talang Taring ini... Dan baru malam ini bisa keluar rumah (itu juga karena merengek-rengek sama ibunya)..Ehm.. Rumah... Ya lebih tepatnya rumah kayu/ rumah panggung yang tinggi yang oleh penduduk desa disebut dangau karena ukurannya yang tak seluas rumah-rumah di perkotaan, terdiri dari serambi, ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur serta lorong sempit yang menghubungkan kamar dan dapur...

Malam kian larut, Si ibu mangajak putrinya masuk. Udara pun kian dingin. Baju tebal berlapis-lapis pun tak mampu membendung rasa dingin yang menusuk-nusuk kulit.

"Oahmm!" Si putri kecil pun menguap, jelas sekali kalau dia sudah mengantuk.

Si ibu dan putri kecilnya pun masuk ke rumah/dangau...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar